Ku kira kamu rumah
Ternyata bukan..
Ternyata kamu jalan pulang
Ya jalan pulang menuju rumah
Yang tak lain adalah diriku sendiri.
Tentu saja jalannya tak selalu mulus
Ada jalanan lurus yang panjang, bebatuan tajam dan lubang, menanjak juga berkelok.
Aku selalu suka berada di perjalanan
Melebihi suka ku sampai di tujuan, kadang
Tapi perjalanan selalu memiliki usai.
Dalam perjalanan itu aku pernah melihat kebun bunga di sebelah kanannya, bunga matahari katamu, menurutku bukan, itu bunga liar, tapi sama indahnya, yang penting kau suka kan..
Dalam perjalanan kakiku pernah kepayahan karna kerikil tajam, menusuk dan membekas, tapi aku masih kuat untuk meneruskan..
Dalam perjalanan aku pernah diterjang badai, petir menyambar-nyambar, menumbangkan pohon pinus yang akhirnya menutupi jalan.. tapi aku terus berjalan sambil terus menggumam "jikalau aku harus mati dalam perjalanan ini, aku tidak mau mati sebagai pengecut".
Satu hal yang kusuka dari badai adalah ia menyapu bersih langit dari polusi ibukota, menampilkan tanah impianku yang anggun jauh disana dengan hamparan perbukitannya, aku berterima kasih pada badai setelahnya.
Aku juga berterima kasih pada kau, jalan.
Juga pada angin yang setia menuntunku hingga akhirnya menemukan aku, rumahku.
Seberapapun menyakitkannya perjalanan ini, aku tetap menyukainya lebih dari apapun siapapun di dunia ini yang tau.
Terimakasih untuk semuanya, aku telah pulang ke rumah.