Selasa, 29 Desember 2020 0 komentar

Sampai nanti..

Suatu hari nanti
Bila takdir memberi izin
Kita akan bertemu lagi
Maka jangan katakan apa apa tentang kemarin
Kau tau, aku tak peduli

Mataku laksana cermin
Bening air teduhnya hati
Maka rindulah yang akan kau jumpai
Dahaga dan kegilaanku akan dirimu yang kau dapati

Akulah samudra
Aku jatuh bersama hujan
Aku angin yang membelai pipimu mesra
Aku juga api yang membakar singgasana

Kelak akan ada perjumpaan
Keringnya padang ini meminta hujan
Kau adalah korban dari kefanaan
Padaku nada-nada itu menjadi alunan


                     

Selasa, 08 Desember 2020 0 komentar

Sebenarnya..

 It's been a long time since we talked

It's been a long time since I heard your voice

Rasanya baru kemarin kita menyusuri kota berdua, menebak nebak kemana angin akan membawa kita..


Rasaku masih sama. Tidak berkurang sama sekali. 

Hanya saja kini aku berhenti untuk memberitahukannya kepadamu.

Iya, aku harus berhenti, agar aku tdk terlihat mudah dihadapanmu. Agar kamu tidak terus menerus memperlakukanku seenaknya.


Hey, aku tidak bilang bahwa perbuatanmu itu benar. Apa yang kamu lakukan sangat tidak dewasa dan menyakitiku. 

Aku tidak tahu apa alasanmu berbuat seperti itu, apa salahku padamu, dan mengapa kau tidak meminta maaf kepadaku.

Ada banyaaaak sekali hal yg ingin kuceritakan padamu, pun banyak juga yg ingin kutanyakan tentangmu saat ini.

Jam berapa kamu pulang, apakah kamu sehat, bagaimana tempat kerjamu, berapa banyak puntung rokok yg kau habiskan dalam sehari sekarang ?

Andai kamu tahu.


Tidak tidak.. aku berhenti bicara bukan karena membencimu. Karna sejujurnya aku tak pernah bisa benci padamu.

Aku berhenti bicara karna aku berusaha mencintai diriku. Melindungi perasaanku dan perasaanmu dari keegoisan, amarah, dan prasangka.


Aku tak tahu apa yg sedang kamu lakukan sekarang, aku hanya bisa berdoa dan terus berdoa untuk kebaikanmu. Aku cuma bisa bercerita disini. Semoga Tuhan berbaik hati menitipkan rinduku pada angin yang menerpa halus pipimu.





Kamis, 03 Desember 2020 0 komentar

Roller coaster

 Aku adalah taman bermain di tengah kota.

Ada rumah hantu, sepeda air, aku punya carrousel, dan kincir angin juga ada.


Kamu datang membawa roller coaster.

Awalnya aku tidak suka.

Tapi kamu terus memegangi tanganku, dan kita berteriak bersama.

Wahana itu baru dan menakutkan bagiku.

Aku tertawa ketika diatas, lalu kau bawa terjun dari langit. Aku kesal, dan aku menangis. Tapi kamu tetap setia memegangi tanganku. 

Kini sudah sekian putaran, kita lalui. 

Aku masih tetap takut, tapi aku tau kamu akan terus memegang tanganku.

Meski bukan favoritku, aku akan tetap menaikinya, asal itu bersamamu.



              

  
Cr: pinterest

0 komentar

Rindu

Hei...
Mungkin kamu tidak akan pernah tau tulisan ini, sesuatu yg mewakili perasaanku sebenarnya..
Mungkin kamu tidak akan menilik kesini, jangankan menanyakan kabar, bahkan telfonku tak pernah kau angkat..


Hei..
Aku rindu. Aku rindu kamu yang dulu.
Aku rindu kamu yang mencintai aku.
Aku rindu bercanda denganmu.
Tingkah konyolmu, suaramu, ceritamu. Apapun tentangmu.

Aku rindu melihat wajah kantukmu yang dengan setia tetap mendengarkan aku, membahas dunia, membahas angan-angan kita, atau sekedar menceritakan tentang hari itu.

Hei..
Aku tak tau apakah kamu akan kembali kepadaku.
Aku bahkan tak tau apa yang telah membuatmu jauh dariku..
Apakah itu egomu, kesibukan barumu atau itu aku..
Aku tak pernah berhenti menceritakan tentangmu padaNya. Kuyakin Dia sang Maha Pendengar. 
Aku memintakan kebaikanmu. 
Dan biarkan aku begini untuk sementara waktu.

Hei.. 
Meskipun aku tak tau apa kau juga merindukanku..
Kau tau aku akan slalu merindukanmu
Tapi aku tidak akan memgemis lagi padamu
Kubiarkan kau bahagia dengan caramu
Kuharap suatu saat kau sadar bahwa yang tulus mencintaimu adalah aku.



              


 
;